Duahari menapak jejak bersama, telah memagut getarku tak bersisa." "Jika ini memang cinta, aku hanya tahu bagaimana cara mengungkapkannya dalam ketelanjangan apa adanya. Dengan segenap raga, hati, dan jiwaku yang mengulum kepasrahan tanpa syarat." "Di malam yang diisi sunyi, ingin aku memelukmu dengan bermiliar rasa rindu. Kudekap detak kita
Sebuah pesan menyapaku dengan membawa banyak kenangan. Pesan dari seseorang yang pernah berarti dalam hidupku, seseorang yang pernah menjadi pusat dalam semesta hidupku. Pesan yang memberi tahu tentang sebuah hari bahagia bagi seseorang hari ini, menjelang hari akan berubah dan tidak ada yang sama lagi dalam hidup ini. Tidak akan ada lagi cerita-cerita yang dibagikan bersama sebelum mata terpejam, senyum yang selalu menjadi alasan untukku melanjutkan hidup akan hilang selamanya, dan semuanya akan berubah melalui pesan yang kamu kirimkan hari ini aku sering kali tidak nyenyak saat tidur, berulang kali aku memimpikan dirimu. Aku berasumsi, mungkin aku sedang merindukanmu yang sudah menjadi orang asing dalam hidupku. Harus kuakui, aku memang merindukan sosok dirimu dalam hidup. Suatu kali aku melihatmu dalam mimpiku sedang mengenakan gaun yang begitu indah, senyuman bahagia tersemat di wajahmu, dan di hari bahagia itu aku hanya melihatmu dari hari setelah mimpi tentang hari bahagiamu, aku sering merasa kosong dan mencoba untuk menyadarkan diri bila hanya sebatas mimpi. Mimpi yang paling aku takuti dan menyeramkan dalam setahun dari orang asing yang dipertemukan oleh kita cukup aneh ketika harus diceritakan ulang, meski kondisi seperti perkenalan kita sudah jamak terjadi. Kita berkenalan melalui suatu media sosial dan aku yang memulai obrolan dengan menyukai caramu dalam menulis sajak. Begitu indah dan menyenangkan setiap membaca sajak yang kamu yang tidak berharap banyak untuk mendapatkan respon darimu. Ternyata, kamu membalas pesanku dan kita perlahan mulai sering berbincang melalui pesan di media sosial tersebut. Kita bertahan hampir dua bulan dalam bertukar pesan di media sosial, hingga akhirnya satu kesempatan kita sepakat untuk bertemu pada satu acara jumpa penulis di toko buku daerah sudah diatur dalam rangkaian peristiwa oleh semesta, tertulis dalam buku kehidupan antara aku dan kamu. Kita bertemu melawan segala hal yang menghalangi, jarak dapat dipangkas, waktu dapat dipersiapkan dari jauh-jauh hari, dan kesibukkan lainnya sudah diatur untuk aman pada hari jumpa bahagia sepanjang hidupku ada banyak pertemuan dan perpisahan, datang dan pergi, dan semua memberikan banyak arti dalam hidup. Kita akan terus merasakan siklus dalam kehidupan yang tidak dapat dihindari, akan ada saatnya kita merasakan momen siklus tersebut dalam hidup. Semua akan ada waktunya.“Setiap pelajaran dalam hidup ini ketika kita berani untuk memulai bergerak melangkah ke depan,” katamu dengan tersenyum tipis. “Kita hanya bisa memberikan yang terbaik pada setiap kesempatan yang diberikan semesta. Memberikan yang terbaik dan berbuat baik untuk semua ciptaan.”Aku tertegun saat mendengar kalimat tersebut dari mulutmu. Kata-kata yang mampu menamparku dengan begitu keras. Kamu tahu, setiap kali aku sedang merasa tidak mampu untuk melakukan apa pun yang pertama aku ingat adalah kata-kata yang berasal terbaik dalam hidupku adalah dengan kamu. Saat-saat terpuruk dalam hidupku adalah berpisah denganmu. Kamu dengan segala kesederhanaan mampu memberikan sihir yang membuatku selalu terpesona dan memberikan kebahagiaan dalam Kurung buka dan titik bahagia saat bersama denganmu. Berbagi tentang musik yang sedang kita suka, puisi-puisi yang kita buat dalam beberapa kesempatan, dan berbagi tentang mimpi di masa depan. Aku saat bersama denganmu berani untuk bermimpi tentang esok hari, kamu yang selalu memberikan aku keberanian untuk terus menulis cerita tentang getir dalam yang realistis dalam hidup, bahkan tidak jarang pesimis dengan berbagai peluang yang ada dalam hidup. Kamu merupakan seorang pemimpi, selalu menemukan cara untuk dapat tersenyum dan optimis dalam menjalani hidup. Untukku sampai sekarang, kamu merupakan seorang yang tidak pernah mengenal lelah untuk membuka peluang dalam selalu menanyakan kepadaku, apalagi yang bisa kita bikin? Kapan lagi kamu bikin cerita yang baru? Cerita yang kamu tulis, gak mau dijadiin satu buku apa? Ini harus jadi semacam omnibus, karena temanya tentang rasa getir dari patah hati, gimana judulnya “Merayakan Patah Hati”?Singkat kata, aku selalu bahagia bersama aku bahagia saat bersama denganmu, apakah kamu bahagia ketika bersama denganku?Kamu selalu bisa menemukan cara untuk menutup luka dengan senyum. Kesedihan yang kamu simpan sendirian, selalu bisa kamu perlihatkan rona bahagia dan gapapa. Aku selalu bertanya-tanya sendiri, apakah kamu bahagia ketika bersama denganku?Waktu perlahan menjadi kejam bagi kita. Pertemuan kita semakin tergerus dengan kesibukkan yang kita lalui. Obrolan malam kita perlahan mulai menghilang dan sesekali dalam telepon menjelang tidur hanya ada suara asing di antara keheningan kita berdua. Kita mulai sibuk dengan kehidupan masing-masing dan langkah kaki kita perlahan mulai tidak memiliki sebuah hubungan khusus yang berlandaskan dengan komitmen, kita menjalani karena merasa nyaman dan satu visi dalam hidup. Bertukar banyak hal hingga menemukkan kecocokan yang membuat kita saling menertawakan kecocokkan antara aku dengan kamu. Menyukai puisi Joko Pinurbo, musik-musik yang jarang orang tahu, dan tentunya sama-sama menyukai bermain dengan dan menyeka air satu momen dalam hidup yang paling aku sesali sampai saat ini ialah ketika aku melihat dirimu berlinang air mata dan melepaskan semua amarahmu kepadaku. Segala macam sumpah serapah dan makian terucap darimu, aku menyadari kesalahan bodohku yang membuatmu terluka. Penyesalan yang datang terlambat dan tidak bisa memperbaiki kondisi apapun di antara yang begitu egois untuk melawan waktu dengan sembarangan. Aku yang bodoh dengan melupakan batas tipis antara aku dan kamu, melewati dengan sembarangan memberikan penyesalan dan pedih yang tiada dan serampangan. Mungkin dua kata yang bisa mendeskripsikan mengapa semua bisa terjadi hingga menyulut amarah dan kecewa. Aku yang tidak bisa menahan rasa cemburuku saat melihat diri dekat dengan orang lain, lalu dengan serampangan aku melewati batas tipis di antara aku dan yang telah merusak semuanya dalam pertemanan denganmu. Kepercayaan yang kamu berikan telah aku hancurkan dengan kebodohan yang aku lakukan. Memantik luka lama dalam hati kecilmu hanya karena aku merasa tersisihkan dari dan merelakanmu untuk merayakan hari Getir. merangkum dengan menyederhanakan semua yang kurasakan saat melihat pesan yang kamu berikan kepadaku. Semua mimpi itu telah hancur, semuanya tidak akan sama lagi dalam hidup. Rotasi hidupku tidak lagi berpusat kepadamu. Aku kehilangan arah untuk pulang, kembali menjadi pengembara yang kehilangan arah dan rumah untuk semuanya akan memiliki cerita yang berbeda bila dahulu aku tidak pernah membuatmu kecewa? Apakah di semesta lainnya aku dapat bersama denganmu dan tidak membuatmu kecewa?Maafkan aku bila dahulu tidak pernah membuatmu bahagia. Cerita tentang kamu dalam hidupku, bukan menjadi akhir cerita yang diimpikan oleh banyak orang, cerita berakhir dengan penyesalan dalam hidup dan perih akibat luka yang akhirnya, Jakarta hari ini tidak pernah ada lagi kamu dalam cerita hidupku, semua harus aku terima dengan rasa pedih yang tiada akhir. Rasa penyesalan membutakan dan membuatku tidak mengenal diri sendiri pada malam yang hening. Aku terhilang dalam jalan gelap tanpa ujung. Tidak ada yang mudah dalam merelakan dan berdamai dengan luka karena penyesalan dalam kata banyak orang, kadang kita perlu tersakiti untuk mengenal perih dan menjadi manusia seutuhnya. Berbahagialah dirimu dengan setiap pilihan dalam hidupmu selanjutnya, akhirnya aku akan kembali untuk belajar merelakan dan mengikhlaskan dirimu untuk merayakan hari bahagia dan terindahmu bersama dengan seseorang yang kamu pilih untuk menjadi rumah dirimu pada hari bahagia dalam seumur hidup dan aku akan merayakan patah hati denganPuisiTentang Aku, Mereka, dan Bahagia 3 Bait 12 Baris Oleh Tamara Nur FR Siapakah mereka? Mereka hanya insan biasa Tak cantik, tak pula kaya Namun mereka sangatlah langka Nan jauh di cakrawala Sang surya tersenyum melihat kita Belum ada yang membacakan puisi ini, jadilah yang pertama. Yuk ikut baca puisi ini Nyalakan mic dibawah untuk
Sejak kepergianmuBahagia seolah menjaga jarak dengankuEnggan mendekatikuAku hanya bisa menangis Sibuk meratapi kehilanganGaris senyum tak pernah lagi terlukisKenangan terus menyeretku dalam kubangan lukaMenyiksaku dalam ingatanHari demi hariKulewati dengan kekecewaanKemarahan...Kesedihan...Hariku gelap, seolah tak ada harapanSebelum aku mati dalam duka dan kebodohanBisakah kau biarkan aku bahagia untuk hari ini saja?Aku ingin menatap langit biruTanpa bayang-bayang awan hitamBerhenti sejenak dari letupan kenangan yang selalu berujung dalam kesedihanKumohon, biarkan aku bahagia untuk hari ini sajaJakarta, 25 Desember 2020 Baca Juga [PUISI] Aku yang Bersalah IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis..